Menulis Buku Terbaik  Perpusnas 

Resume ke       : 14

Gelombang       : 22

Tanggal            : Rabu, 3 Nopember 2021

Tema                : Menulis Buku Terbaik Perpusnas

Narasumber     : Dr. (c) Mudafiatun Isriyah, M.Pd

 


“Lakukan dengan konsentrasi karena menulis itu adalah skill yang harus dijaga dan ditingkatkan.” – Dr. (c) Mudafiatun Isriyah, M.Pd --

Wah, sudah sampai pertemuan ke 14 ya. Kelas menulis bersama PGRI kali ini dibersamai oleh narasumber Dr. (c) Mudafiatun Isriyah, M.Pd dan dimoderaoti oleh Bu Aam Nurhasanah. Ibu Mudafiatun akrab disapa Bunda Muda yang merupakan dosen FIP prodi BK Unipar Jember. Bunda adalah alumni kelas belajar menulis angkatan 4 dan peraih penulis buku terbaik perpusnas dengan buku Implementasi Sosial Presence dalam Bimbingan Online: dalam Konteks Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal, dan Impersonal. Buku tersebut adalah buku duet antara Bunda Muda dengan Prof. Eko. Dari buku tersebut, Beliau mendapat juara 1 dan uang tunai 20 juta. Wah, keren ya. Jadi makin termotivasi dan semoga suatu saat nanti bisa merasakan pengalaman yang sama, aamiin.


Menulis

Menulis adalah keterampilan menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Menulis kreatif adalah proses menulis yang bertumpu pada pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik dan menarik. Proses kreatif dari masing-masing orang tentu berbeda sehingga setiap tulisan tentu memiliki keunikan masing-masing.

Cara Membuat Teks Deskripsi dari Awal

Ada beberapa cara dalam menulis teks deskripsi, paparannya adalah sebagai berikut. (1) Memilih dan menentukan objek yang dibahas. (2) Menentukan maksud dan tujuan tulisan. (3) Mengumpulkan sumber data dan informasi yang membantu menggambarkan objek secara terperinci. (4) Menyusun kerangka karangan dari data dan informasi yang sudah diperoleh sebelumnya. Dari informasi yang dibuat menjadi kerangka atau poin-poin tersebut dapat dikembangkan menjadi tulisan atau teks yang utuh dan tentunya dengan memperhatikan ejaan, tanda baca, serta kaidah kepenulisan yang lainnya.

Sejarah Menulis

Biasanya menulis dilakukan pada media kertas dengan menggunakan alat tulis. Dahulu, menulis menggunakann gambar, contohnya tulisan hieroglif pada zaman Mesir kuno. Sedangkan tulisan dengan aksara muncul 5.000 tahun yang lalu. Banyak orang Sumeria menciptakan tanda-tandaa pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi. Berbeda dengan huruf hieglif yang mewakili kata-kata atau benda. Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakan teknik percetakan yang menyebabkan orang makin giat menulis Karena karya tulis mudah diterbitkan. Seiring perkembangan zaman, kegiatan menulis akhirnya berkembang pesat di dunia apalagi saat ini didukung dengan adanya media eletronik atau internet yang mempermudah segalanya.

Unsur-Unsur Menulis

Ada berbagai macam unsur-unsur menulis, yaitu gagasan, tuturan, tatanan, dan wahana. Penjelasan dari masing-masing unsur adalah sebagai berikut.

1.    Gagasan

Gagasan adalah topik yang dimiliki dalam tulisan. Pengalaman masa lalu atau pengetahuan penulis sangat mempengaruhi pemilihan ide yang dituangkan dalam gagasan-gagasan yang terbaru.

2.    Tuturan

Tuturan adalah gagasan yang dapat dimengerti oleh pembaca, umumnya terbagi atas deskripsi (pendeskripsian sesuatu secara detail), persuasi (tulisan yang mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu), narasi (paparan yang lugas dan sistematis), argumentasi (tulisan yang berisi pendapat yang didukung data dan fakta), dan eksposisi (pendapat yang berkaitan isu di masyarakat).

3.    Tatanan

Tatanan adalah suatu kaidah yang harus dipenuhi ketika gagasan diungkapkan selama kegiatan menulis. Tatanan ini berkaitan dengan banyak unsur, seperti ejaan, tanda baca, kepaduan, kohesi, koherensi, kalimat efektif, sistematika, kelogisan, dan unsur yang lainnya. Hal ini juga berkaitan dengan nyaman tidaknya pembaca membaca tulisan karena berbagai macam hal tersebut juga mempengaruhi minat dan pemahaman pembaca dari tulisan yang dibaca.

4.    Wahana

Wahana adalah alat pendukung dalam menyampaikan gagasan pada tulisan. Wahana dapat berupa gramatika, kosa kata, dan retorika. Banyaknya wahana seseorang bergantung pada tingkat penguasaan makna dan jumlah kata yang diketahui penulis. Makin banyak membaca, memiliki pengalaman, dan pengetahuan maka akan meningkatkan wahana yang bisa menunjang menarik dan berkualitasnya sebuah tulisan.

Tujuan Menulis

Setiap penulis atau suatu karya tentunya memiliki tujuannya masing-masing, misalnya memberikan arahan dan tingkatan. Lalu memberikan arahan itu apa sih? Memberikan arahan bisa berupa pedoman (petunjuk atau memberikan informasi kepada pembaca), menjelaskan (tulisan memberikan informasi yang memaparkan sesuatu dengan lebih jelas), menceritakan (berisi deskripsi kronologi sesuatu), meringkas (kegiatan mempersingkat isi tulisan tanpa menghilangkan makna/gagasan dari tulisan tersebut), dan meyakinkan (tulisan dibuat untuk menyakinkan pembaca agar sependapat dengan penulis terhadap suatu hal). Sedangkan dari segi tingkatan dipengaruhi oleh latar belakang seorang penulis, kehidupan, kemampuan penulis, dan kebutuhan pembaca. 

Menurut Tingkat Keseriusannya

Menurut tingkat keseriusannya, menulis dibagi menjadi dua, yaitu menulis serius dan menulis santai. Menulis serius diartikan sebagai tingkatan menulis yang perlu kecermatan tinggi. Menulis tingkat ini tidak sembarangan menulis, misalnya perlu melakukan riset, kajian pustaka, telaah data dan fakta, dan lain sebagainya. Sehingga karya yang dihasilkan juga bukan karya yang biasa. Kedua, menulis santai. Menulis tipe ini termasuk penulis yang menghasilkan karya sekadarnya, misalnya membuat status di sosial media.

Faktor Penghambat Tulisan

1.    Kecemasan terhadap tulisan yang dihasilkan

Kecemasan dalam hal ini berkaitan dengan kelayakan suatu tulisan untuk dibaca orang lain. Selain itu, juga dipengaruhi pula oleh kesesuaian tulisan dengan selera pembaca.

2.    Kehabisan gagasan

Ketika penulis mengalami kehabisan gagasan, tinggalkan tulisan tersebut. Kita bisa melakukan kegiatan refreshing, pergi membeli ice cream, bermain bersama anak, mendengarkan musik, atau melakukan hobi kita terlebih dahulu.

3.    Ketakutan akibat persaingan ide dengan penulis lain

Ketakutan terhadap penulis lain memang sangat umum terjadi, apalagi yang memiliki ide tulisan hampir sama atau bahkan sama. Tenang, walaupun ide sama tapi pendeskripsian dari masing-masing orang tentu berbeda. Sehingga tetap optimis menulis sambil banyak membaca mungkin bisa jadi solusinya.

Untuk menghasilkan tulisan yang menarik dan bermutu memang perlu unsur novelty. Novelty adalah unsur kebaruan atau bisa jadi temuan dari sebuah penelitian. Ada temuan baru sehingga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat, baik secara keilmuan maupun sudut pandang kebaruan. Pemahaman sederhananya adalah idenya baru dan nggak boleh copas.

Strategi Utama Menulis

1.    Banyak membaca literatur

Banyak membaca merupakan salah satu kunci yang sangat berpengaruh dalam sebuah ide bahkan kualitas tulisan. Orang yang suka membaca buku-buku berkualitas tentu bisa menghasilkan buku yang berkualitas pula.

2.    Identifikasi apa yang menjadi fenomena saat ini

Cari apa yang disukai masyarakat, yang paling dibutuhkan, atau hangat dibicarakan. Untuk buku, kita bisa memilih topik-topik yang memiliki selera pasar yang tidak musiman. Tetap dipakai, tetap bermanfaat, misalnya tips menulis, tips diet, mata pelajaran dasar, dan lain sebagainya.

3.    Cari novelty (kebaruan)

Unsur yang fresh biasanyaa diminati karena belum banyak dibidik oleh penulis lainnya.

4.    Konsisten

Rumus menulis lainnya adalah konsisten, misalnya hari ini menulis berapa menit, berapa halaman, setelah terbiasa bisa jadi satu hari satu bab. Satu minggu tujuh bab, dalam sebulan bisa menghasilkan satu buah buku.

5.    Buat kerangka dan kembangkan

Kerangka akan memberikan jalan bagi penulis agar tidak melenceng atau keluar dari topik yang sedang dikembangkan. Tulis kerangka secara sistematis dan kembangkan hingga menjadi tulisan yang utuh.

Bagaimana, banyak sekali ilmu yang kita dapat dari materi pertemuan 14 ini kan? Jangan lupa langsung dipraktikkan ya. Belajar itu menyenangkan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog