Mengenal
Penerbit Indie
Resume
ke : 17
Gelombang : 22
Tanggal : Rabu, 10 Nopember 2021
Tema : Mengenal Penerbit Indie
Narasumber : Mukminin, S.Pd., M.Pd
“Torehkan penamu dari hikmah jejak
kakimu, siapa tahu jadi penolongmu.” – Mukminin, S.PD.,M.Pd --
Bingung mau menerbitkan
tulisan? Penerbit indie jawabannya. Pada pertemuan ke 17 pelatihan kelas
menulis kali ini akan membahas tema yang menarik, yaitu ‘Menganal Penerbit
Indie’. Narasumber pertemuan kali ini adalah Bapak Mukminin yang akrab disapa
Cak Inin dan dimoderatori oleh Bu Aam Nurhasanah. Cak Ini merupakan alumni BM
gelombang 8. Beliau dilahirkan di Jombang, 6 Juli 1965. Lulus D2 IKIP Surabaya
tahun 1987, lulus S1 IKIP PGRI Tubab 1988, dan lulus S2 Unisda Lamongan pada
2012. Pekerjaan Beliau adalah menjadi seorang guru di SMP 1 Kedungpring
Lamongan, konsultan umroh dan haji plus, blogger, penulis, dan penerbit Kamila
Press Lamongan.
Untuk pengalaman
organisasi, Cak Ini menjadi pengurus PGRI Kec. Kedungpring dan pengurus
KOmnasdik Kab. Lamongan. Bapak guru yang keren ini memiliki hobi menulis dan
membaca. Beliau menjadi penulis buku di usia 55 tahun. Ada dua buku solo
Beliau, yaitu 55 Pantun Nasihat tahun
2020 Penerbit Kelompok Majas Bojonegoro dan Jurus
Jitu menjadi Penulis Handal Bersama para Pakar 2020 Penerbit Kamila Press
Lamongan.
Untuk buku duet, Cak Inin berkolaborasi dengan Ibu Noralia Purwa Yunita dengan judul buku Kiat Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku yang diterbitkan oleh Kamila Press pada 2021. Karya bersama tidak perlu ditanyakan lagi, seperti Antologi Pusat Belajar Guru Bojonegoro(2020), Antologi Puisi Guru dan Siswa SMP 1 Kedungpring dalam Goresan Pena (Penerbit Ilalang, 2020), Rona Korona Duka dan Ria: Antologi Puisi Pandemi Covid 19 (Oase, 2020), Menciptakan Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah (Penerbit Tata Akbar, 2020), Aku dan Kisahku: Antologi Cerita Inspiratif Guru dan Siswa SMP 1 Kedungpring (Penerbit Kamila Press, 2021), Menggerakkan Literasi Mencerdaskan Generasi: Antologi Pegiat Literasi Berbagi dan Beraksi (Oase Pustaka, 2021), dan Transformasi Media Belajar pada Masa Pandemi: Antologi 23 Penulis Kreatif (Penerbit Kamila Press, 2021). Jadi, Cak Ini sudah menulis 3 buku solo, 1 buku duet, dan 11 buku karya bersama atau antologi.
5
Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku
Terdapat 5 tahapan yang
perlu dilakukan seseorang dalam menulis hingga menerbitkan buku. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Prawriting
Seperti yang sudah dijelaskan pada
pembelajaran menulis pertemuan sebelumnya, proses pertama yang dilakukan
seseorang dalam menulis adalah prawriting.
Kegiatan ini meliputi mencari ide, menangkap fenomena sekitar (yang dilihat,
didengar, dan dirasakan), dan membaca banyak referensi.
2.
Drafting
Kegiatan kedua yang dilakukan
adalah kegiatan membuat draf. Kegiatan yang dilakukan seperti membuat outline atau daftar isi dan passion (berkaitan dengan tulisan yang
ingin ditulis seperti fiksi atau nonfiksi. Dari kedua genre tersebut dapat
dipecah kembali, mau menulis fiksi berupa cerpen, novel, puisi, pantun, roman,
pentigraf dkk atau genre non fiksi yang meliputi biografi, aoutobiografi,
pengetahuan alam, buku teks, dan lain sebagainya.
3.
Revisi
Pada bagian ini bertujuan untuk
menentukan mana yang perlu ditambah, dikurangi, atau bahkan dihapus.
4.
Editing
Editing
atau swasunting adalah bagian yang sangat penting berkaitan dengan ejaan, tanda
baca, koherensi, keefektifan kalimat, diksi atau pilihan kata, dan kaidah
bahasa yang lainnya. Untuk menjadi seorang penulis yang baik, perlu adanya
pemahaman penulis tentang kaidah bahasa di KBBI dan PUEBI.
5.
Publikasi
Pada bagian ini merupakan tahapan terakhir sebuah tulisan atau naskah bisa diterbitkan, yaitu publikasi. Pada bagian ini, naskah sudah final sehingga bisa dicetak dan diterbitkan.
Syarat
Penerbit
Cak Inin, membagikan
beberapa syarat penerbit indie, khususnya dari Kamila Press Lamongan. Paparannya
adalah sebagai berikut.
1.
Kirimkan naskah lengkap, judul, kata
pengantar, daftar pustaka, biodata penulis, foto, dan sinopsis.
2.
Ketik di A5 ukuran 14,8 x 21 cm, spasi
1,15 ukuran font 11 dan margin 2 cm
kanan kiri atas bawah. Menggunakan huruf arial, Calibri, cambria, dan masukkan
dalam 1 file kirim ke wa atau email Cak Inin gusmukminin@gmail.com
Penerbit indie sendiri di dalam pelatihan kelas menulis sendiri ada 4, yaitu Oase, Gemala, YPTD, dan Kamila Press Lamongan. Lebih lanjut Cak Inin menyampaikan sebenarnya apa sih garis besar perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie.
Perbedaan
Penerbit Mayor dan Indie
No |
Penerbit Mayor |
Penerbit Indie |
1. |
Mencetak
buku secara massal, cetakan bisa 1.000-3.000 eks bahkan ada yang lebih untuk
dijual di toko buku baik offline maupun
online. |
Cetakan
buku berkala atau dikenal dengan POD Print
on Demaind, yang umumnya dipasarkan melalui online. |
2. |
Syarat
ketat, waktu lama, mengikuti selera pasar, laku di pasaran, dan tinggi
penolakan. |
Tidak
menolak naskah selama naskah itu layak untuk diterbitkan, tidak melanggar
Undang-Undang hak cipta, tidak plagiat, tidak menyinggung unsur sara dan
pornografi, maka naskah tersebut pasti diterbitkan. |
3. |
Sangat
professional karena aturan, SDM, dan kerja sama dalam lingkup yang besar. |
Professional
tetapi lingkupnya lebih kecil. |
4. |
Waktu
pemberitahuan naskah diterima atau ditolak dalam tempo 1-3 bulan. |
Sangat
cepat hanya dalam hitungan minggu
karena tidak menuruti selera pasar. Dengan catatan penulis yakin itu karya
terbaiknya dan layak diterbitkan. |
5. |
Penerbit
mayor mematok sekitar 10 persen royalty penulis dan dikirim setelah 3-6 bulan
dari penjualan buku. |
Umumnya
15-20 persen dari harga buku dan dipasarkan oleh penulis sendiri secara online. |
6. |
Biaya
gratis, tetapi penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak
untuk menerbitkan buku. Karena jika buku tersebut tidak laku dijual, kerugian
dialami penerbit. |
Berbayar
sesuai dengan aturan penerbit karena pelayanan dan mutunya juga tidak sama. |
Biaya
Cetak
Untuk biaya cetak Penerbit
Kamila Press bermacam-macam sesuai jumlah halamannya. Biaya cetak buku A5,
kertas bookpaper (coklat halus) termasuk
biaya ISBN, layout, editing, plus ongkir dari masing-masing
adalah sebagai berikut.
60
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
566.000, 00 Rp
632.000,00 |
70
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
570.000,00 Rp
650.000,00 |
85
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
580.000,00 Rp
660.000,00 |
90
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
600.000,00 Rp
710.000,00 |
100
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
630.000,00 Rp
725.000,00 |
125
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
650.000,00 Rp
751.000,00 |
150
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
665.000,00 Rp
800.000,00 |
200
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
695.000,00 Rp
841.000,00 |
250
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
725.000,00 Rp
900.000,00 |
300
halaman |
5
eks 10
eks |
Rp
753.000,00 Rp
957.000,00 |
Lebih lanjut Cak Inin
menjelaskan bahwa untuk menjadi sebuah penerbit, terlebih dahulu harus memiliki
SIUP (Surat Izin Usaha Perusahaan) dengan cara mengurus CV ke kelurahan dengan
menyiapkan berkas KK, NPWP, surat dari desa, dan dokumen pendukung lainnya ke
Dinas Perizinan dan mendaftarkan diri ke Perpusnas. Selain itu, untuk menjadi
penerbit indie yang semakin berkembang hingga dua tahun ini adalah dengan
menjaga pelayanan dan kualitas yang baik, memiliki tim yang mumpuni sebagai
pembuat cover, layout, dan editornya
bagus. Naskah yang masuk akan langsung dibuatkan covernya, jika sudah fiks dilanjutkan mengurus ISBN ke perpusnas,
dan menunggu 3-4 minggu, dilanjutkan dengan masa cetak.
Bagaiman, informasi dan
pelatihan kelas belajar menulis kali ini sangat bermanfaat bukan? Jika Anda
ingin menerbitkan buku, bisa mencoba di penerbit indie juga ya. Belajar itu
menyenangkan.
Comments
Post a Comment