Menulis Dijadikan Gaya Hidup? Bisa Dong…

Resume ke       : 1

Gelombang       : 22

Tanggal            : Senin, 04 Oktober 2021

Tema                : Menjadikan Menulis sebagai Passion

Narasumber     : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd



“Karena kamu menulis, suaramu tak kan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” – Pramoedya Ananta Toer --

Hello Oktober, bulan baru semangat baru. Diawali dengan ketidak-sengajaan mengikuti sebuah komunitas baru yang ternyata menghidupkan perasaan yang sama seperti sepuluh bahkan empat belas tahun yang lalu, menulis. Masuk ke dalam lingkungan baru yang memiliki frekuensi sama bagaikan meneguk segarnya air di tengah panasnya gurun pasir. Ya, perasaan itu hidup kembali, ngeksisnya tulisan dan foto nangkring di majalah sekolah, mengikuti tantangan dosen agar tulisan bisa dimuat di media massa/surat kabar, mengikuti forum kepenulisan di kampus, aktif membuat buletin, dan mengikuti organisasi kampus yang salah satu alasannya karena ada divisi jurnalistik/penerbitan di dalamnya. Kadang suka senyum sendiri kalau ingat masa-masa itu. Yaps, energi untuk meningkatkan produktivitasnya sedang bergelora nih. Pas banget awal bulan mengikuti kegiatan belajar menulis gelombang 22 dan makin penuh syukur karena dimentori oleh penulis senior yang hangat, telaten, karya-karyanya banyak, serta senang berbagi ilmu.

Memori itulah yang sekelebat muncul di benak ketika menyimak penjelasan dari pemateri pertemuan petama, yaitu Ibu Sri Sugiastuti atau yang lebih akrab disapa Bu Kanjeng. Kegiatan perdana ini dimulai pukul 19.00-21.00 wib melalui grup wa dengan tema ‘Menjadikan Menulis sebagai Passion’. Kegiatan diawali dengan pembukaan, penjabaran materi, sesi tanya jawab, dan penutup yang dipandu oleh Ibu Maesaroh sebagai moderator. Lebih lanjut Bu Kanjeng yang sudah menulis 21 buku ini menjelaskan mengapa menulis merupakan passion yang menjanjikan, (1) kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektual dan kematangan berpikir dan (2) hingga hari ini, penulis merupakan salah satu profesi yang dihargai secara sosial.

Sebenarnya kegiatan menulis hampir dilakukan setiap hari oleh kebanyakan masyarakat, misalnya menulis status di sosial media. Bener nggak tuh? Namun demikian, kegiatan menulis yang difungsikan untuk tujuan yang lebih dari sekadar membuat status pasti mengalami berbagai macam kendala, misalnya yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah buku. Lalu apa sih berbagai macam kendala itu, misalnya merasa tidak punya bakat, kurang memiliki waktu, tidak memiliki ide atau gagasan, tidak mau dikritik, dan karena memang tidak suka menulis.

Walaupun menulis sebenarnya bisa didapatkan melalui bakat. Akan tetapi, banyak juga penulis yang menulis atau bahkan menjadi penulis profesional karena mengasah keterampilannya. Lebih lanjut Bu Kanjeng menjelaskan salah satu motivasi menulis adalah ‘Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk manusia lainnya’-Hadist nabi. Sejalan dengan motivasi tersebut, manusia satu dapat bermanfaat dengan manusia lainnya salah satunya dengan berbagi ilmu melalui tulisan.

Ada 3 langkah dalam menulis, yaitu baca, diskusi, lihat dan rasakan. Dalam melakukan ketiga langkah tersebut dapat diimbangi dengan persiapan menulis yang meliputi menemukan ide, menentukan tujuan, menentukan topik, membuat outline, dan mengumpulkan bahan atau materi yang kemudian bisa ditulis, editing, revising, dan publishing.

Antusias peserta dari kegiatan menulis pertemuan pertama ini sungguh luar biasa. Terbukti dengan banyaknya  pertanyaan yang dikirim ke moderator seperti pertanyaan dari Ibu Nelly, Ibu Yuli, dan masih banyak lagi yang lainnya. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah pertanyaan dari Ibu Nurhayati yang bercerita bahwa delapan belas tahun yang lalu pernah aktif menulis. Bagaimana cara membangun semangat yang sama setelah delapan belas tahun ini sempat terhenti. Bu Kanjeng dengan hangat menjawab,”Untuk menjadi seorang penulis harus banyak membaca dan berlatih. Pasti bisa, writing is passion. Jadikan menulis sebagai gaya hidup.” Satu per satu pertanyaan para peserta dijawab dan tidak lupa Beliau salalu memberikan penjelasan yang solutif dan khas akan motivasi sehingga peserta lebih greged untuk segera belajar menulis. Banyak sekali ilmu yang didapat dari belajar menulis pertemuan pertama ini. Semoga bisa diaplikasikan dan memantik semangat untuk terus berlatih menulis. Belajar itu menyenangkan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog